Senin, 21 Januari 2013


IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
A.Latar Belakang Masalah
Jagung merupakan komoditas penting dalam industri pangan, kimia maupun industri manufaktur. Di Indonesia jagung juga merupakan makanan pokok utama yang memiliki kedudukan penting setelah beras. Usaha pengembangan jagung nasional harus didukung oleh industri pascapanen sehingga mampu menciptakan keuntungan yang sebenarnya secara bisnis
. Salah satunya adalah dengan membuat produk olahan berbasis jagung yang mempunyai umur simpan yang lama. Hal ini disebabkan karena komposisi kimia jagung yang cukup lengkap mulai dari protein, karbohidrat dan lemak (Tabel 1).
Tabel 1. Komposisi Kimia Setiap 100 gram (KA 12% bb)
No
Komponen
Prosentase ( Gram )
1
2
3
4
5
6
Karbohidrat
Protein
Serat
Abu
Lemak
Air
47,5
9,0
1,0
1,1
3,4
12,0
Sumber : http://ianrpubs.unl.edu/fieldcrops/g1115.htm
Pengolahan jagung menjadi beberapa produk seperti : pati jagung, minyak jagung, pakan ternak dan lain-lain, akan memberikan nilai tambah pada komoditas jagung. Pati jagung dapat diperoleh dengan cara mengekstrak biji jagung. Pati pada biji jagung terdapat pada beberapa tempat terutama pada endosperm sebesar 86,4%, sedangkan pada bagian lain seperti lembaga adalah sebesar 8,2% dan tip capsebesar 5,3%. Pada bagian endosperm yang horny granula patinya berbentuk anguler atau poligonal dengan ukuran 2 – 30 μ sedang pada bagian yang floury berbentuk bulat (sferis) dengan ukuran 2 – 30 μ. Namun demikian upaya diversifikasi olahan produk jagung belum banyak dilakukan masyarakat mengingat masih terbatasnya unit mesin pengolahan jagung yang berkembang dimasyarakat, karena diperlukan perlakuan khusus dalam pengolahan jagung.       
Di dalam biji jagung terdapat lembaga yang mengandung minyak, sehingga apabila lembaga tersebut tidak dipisahkan terlebih dahulu, maka produk olahan jagung (tepung, pati) akan cepat rusak (tengik) karena adanya proses oksidasi maupun karena pengaruh air.  Untuk mendukung program diversifikasi produk olahan jagung, maka pada TA 2005 telah dibuat prototipe alsin pemisah lembaga biji jagung sebagai dasar bagi pembuatan produk yang lain. Dan sebagai kelanjutannya maka pada TA 2006 akan dibuat prototipe alsin pengolahan jagung menjadi tepung mayzena. 380 Dengan diolah menjadi tepung mayzena diharapkan akan memberikan nilai tambah pada jagung dan meningkatkan pendapatan petani jagung.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang muncul, antara lain:
·         Diperlukannya unit mesin pengolahan jagung agar masyarakat mudah mengolah jangung dengan mudah.
·         diperlukannya media/prototype alsin pemisah lembaga biji jagung sebagai dasar bagi pembuatan produk lain, agar menarik minat masyarakat.
·         Diperlukanya media/prototype untuk dikembangkan dimasyarakat dan masa depan.

C.Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
·         Bagaimana jagung dapat diolah menjadi berbagai macam makanan seperti dibuat menjadi tepung maizena.
·         Bagaimana cara kerja pengembangan mesin penggiling jangung skala kecil yang praktis dan mudah digunakan untuk berbagai pihak dalam pembuatan tepung maizena.
·         Bagaimana rancangan pembuatan jagung menjadi bahan makanan dengan menggunakan mesin penggiling jagung skala kecil.

D.Tujuan
Dalam pengembangan alsin ini memiliki beberapa tujuan sesuai dengan apa yang telah dituliskan dalam rumusan masalah, tujuan tersebut antara lain:
·         Mengetahui jangung dapat diolah menjadi berbagai macam makanan seperti dibuat menjadi tepung maizena.
·         Mengetahui cara kerja pengembangan mesin penggiling jagung skala kecil yang praktis dan mudah digunakan untuk berbagai pihak dalam pembuatan tepung maizena.
·         Mengetahui rancangan pembuatan jagung menjadi bahan makanan dengan menggunakan mesin penggiling jagung skala kecil.

E. Manfaat
Dengan adanya pembuatan pengembangan alsin ini diharapkan memberikan manfaat-manfaat antara lain:
1.    Bagi Mahasiswa
·         Mmberikan manfaat untuk memperluas pengetahuan mahasiswa.
·         Memberikan manfaat bagi pengembangan belajar mahasiswa.
2.    Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
·           Memberikan manfaat sebagai sarana informasi dan menambah ilmu pengetahuan.
·           Memberikan manfaat sebagai wadah pemanfaatan penggilingan jagung skala kecil dalam bidang tegnologi.



F.  Keaslian

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proyek Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana atau gelar lainnya di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis oleh orang lain, kecuali tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.


G.              Kajian Teori
KOMPOSISI KIMIA JAGUNG
Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang mempunyai batang berbentuk bulat, beruas-ruas dan tingginya antara 60 – 300 cm. Setiap biji jagung secara botanis adalah sebuah biji Caryopsis, biji kering yang mengandung sebuah benih tungggal yang menyatu dengan jaringan – jaringan dalam buahnya.


Gambar 1. Struktur Utama Biji Jagung
Gambar 1 menunjukkan, biji jagung terdiri atas 4 bagian utama yaitu pericarp, lembaga (germ),
endosperm dan tin cap. Pericarp juga disebut sebagai kulit atau bran terletak di bagian luar dari biji jagung. Endosperm merupakan bagian yang terbesar, yaitu 82% dari berat biji jagung adalah bagian endosperm. Merupakan sumber energi dan protein untuk pertumbuhan benih jagung. Lembaga (Germ) adalah merupakan bagian dari biji jagung. Sekitar 25% dari lembaga adalah minyak jagung. Minyak jagung adalah bagian yang sangat berharga dari jagung asam linoleat.

METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam pengolahan jagung adalah cara penggilingan basah, yaitu suatu proses dimana biji jagung direndam dengan air sulfur, digiling dan dipisah-pisahkan unsur-unsurnya menjadi empat produk utama yaitu tepung pati, gluten (protein), fiber dan germ (lembaga/minyak).
Gambar 2. Struktur Proses Pengolahan Jagung Sistem Basah.
(Sumber : http://www.pionir.com/media/industry select/about-industry select/wet_ milling_brochure.pdf.)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengembangan mesin pengolahan jagung skala kecil ini diawali dengan penelitian pendahuluan untuk mengetahui proses yang paling optimum dalam pengolahan jagung menjadi tepung mayzena. Parameter yang diukur meliputi parameter sifat-sifat fisik dan kimia jagung, sifat bahan teknik, fabrikasi dan ekonomi. Parameter sifat fisik dan kimia jagung antara lain meliputi: bulk density, temperature pengeringan, ukuran partikel slurry, kandungan kimia biji jagung, kekentalan slurry, tekanan uap atau suhu medium pemanas dan laju aliran udara pengering. Berdasarkan tahapan-tahapan di atas maka dibuat skema proses pengolahan seperti terlihat pada gambar 3 dan 4.
Gambar 3 . Proses Pemisahan Lembaga Biji Jagung
Gambar 4 . Proses Pembuatan Pati Jagung

TAHAPAN PROSES
Tahap proses pengolahan jagung menjadi tepung mayzena (pati jagung), yang meliputi : cleaning (pembersihan), steeping (perendaman), germ separation (pemisahan lembaga jagung), penggilingan halus (fine grinding) dan penyaringan melalui saringan halus (screening); pemisahan starch dan gluten, dan pemurnian pati (starch refining).
Perendaman
Perendaman yg tepat sangat penting untuk memperoleh rendemen tepung dan kualitas tepung yang baik. Proses ini berfungsi untuk melunakkan lapisan pektin (kulit) sehingga dapat menyerap air dan melunakkan bagian endosperm yang bertujuan untuk mempermudah pelepasan lembaga (germ), membuatnya menjadi lebih lembab dari bagian endosperm, sehingga mudah dipisahkan. Disamping itu juga untuk melepas dan memperkuat kulit ari sehingga memungkinkan untuk lepas dengan bagian yang besar
. Perendaman dilakukan pada aliran berlawanan arah yang kontinyu. jagung yang bersih direndam selama 30 sampai 48 jam agar ikatan protein dan patinya lepas. Perendaman jagung dilakukan pada suhu sekitar 50oC Ikatan gluten didlm jagung mulai melepas patinya. Selama perendaman beberapa parameter yang harus diperhatikan adalah suhu perendaman, waktu perendaman dan konsentrasi larutan sulfite.
Gambar 5. Unit perendaman biji jagung.
Kapasitas tangki perendaman yang dirancang disesuaikan dengan kapasitas pemisahan alsin pemisah lembaga biji jagung. Dengan kapasitas alsin pemisah lembaga biji jagung sekitar 50 kg/jam, maka kapasitas perendaman dirancang sekitar 300 – 400 kg per proses. Sehingga jagung yang diperoleh dari satu kali proses perendaman dapat dipergunakan untuk produksi selama satu hari, dengan asumsi 8 jam kerja/hari.
Penggilingan
Penggilingan jagung dapat dilakukan dengan menggunakan disc mill. Umumnya digunakan penggilingan yang memiliki satu permukaan gilingan stasioner dan satu permukaan gilingan yang berputar. Jarak renggang antara dua permukaan gilingan harus diatur sedemikian rupa sehingga bagian lembaga jangan sampai ikut hancur. Apabila terjadi banyak lembaga yang tergiling akan menyebabkan kehilangan minyak yang umumnya diserap oleh gluten dan tidak dapat diperbaiki kembali. Parameter lain yang harus diperhatikan selama proses penggilingan adalam putaran (RPM) dari piringan penggiling.
Gambar 6.Unit Penggiling dan Screw Pembawa Hasil Gilingan

Pemisahan Lembaga Biji Jagung
Tahap berikutnya adalah pemisahan antara lembaga jagung (germ) dan kulit ari jagung dengan slurry dan komponen-komponen biji jagung. Mengingat perbedaan berat jenis yang cukup besar dari masingmasing komponen yang akan dipisahkan, maka untuk memisahkannya dapat digunakan hydrocyclone (siklon yang menggunakan penggerak air). Parameter yang harus diperhatikan dalam perancangan hydrocyclone salah satunya adalah kecepatan aliran air (tekanan lairan bahan).
Besar kecilnya kecepatan air yang masuk ke dalam hydrocyclone akan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemisahan. Slurry yang telah bersih dari germ dan kulit jagung harus digiling lagi agar benar-benar lembut. Penggilingan dilakukan dengan mengatur jarak kerapatan dari disc, dan untuk penggilingan yang kedua jaraknya lebih dirapatkan.
Gambar 7. Unit hidrosiklon









Gambar 8 : Alsin Pemisah Lembaga Biji Jagung
Spesifikasi Alsin                                                                                
Unit Perendaman                                                                                           
- Tangki Perendaman                          * Motor penggerak: Motor listrik 3 phase,
* Diameter (mm) : 750                        - 3 HP
* Tinggi (mm) : 210                            * Tipe Penggiling
- Keseluruhan                                      : Disc mill (piringan) 8 inch.                                       
* Diameter : 830                                 - Unit Pembawa/Pengepres
*Tinggi : 307                                       * Diameter (mm): 162
i) Unit Penggilingan                            * panjang (mm) : 610
- Dimensi                                             * Motor Penggerak    
* Panjang (mm) : 890                          : Motor listrik ¾ HP, 1 phase             
* Lebar (mm) : 960                             iii) Unit Pemanas Air                         
* tinggi (mm) : 950                             * Diameter (mm) : 600                       
ii) Unit Hidrosiklon                             * Tinggi (mm) : 100
* Diameter (mm): 200                         - Keseluruhan
* tinggi (mm) : 730                             * Diameter (mm) : 800
                                                            * Tinggi (mm) : 1600
Pemisahan primer antara pati dan gluten
Pati kasar (starch crude) terdiri atas pati, gluten (yang mengandung protein) dan bahan terlarut lainnya. Pemisahan awal dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan beratjenis antara pati dan gluten. Pemisahan antara pati dan protein dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menggunakan meja/bak pengendapan, hydrocyclone, dan sentrifugator. Pemisahan protein dari pati dilakukan agar pati yang dihasilkan benar-benar bebas dari lemak sehingga masa simpannya lebih lama dan tidak bau tengik.
Pemisahan dengan bak pengendapan hasilnya kurang begitu bagus karena kandungan proteinnya masih cukup tinggi. Cara ini umumnya dipakai oleh industri-industri kecil di pedesaan. Sedangkan pemisahan dengan hydrocyclone memberikan hasil yang cukup bagus, namun biayanya mahal, karena menggunakan beberapa tahap pemisahan. Cara ini banyak digunakan di industri-industri besar karena dinilai cukup efisien dan hasilnya cukup baik dan pengoperasiannya bisa kontinyu.
 Mengingat partikel protein memiliki kerapatan yang rendah (1,1 g/m3) dibandingkan dengan partikel pati (1,5 g/cm3) memungkinkan memisahkannya dengan cara sentrifugasi. Hasil gilingan jagung yang telah direndam dan dimasukkan ke dalam container/tabung akan membentuk endapan pati di bagian bawah dan lapisan kuning dari protein (gluten) pada bagian atas dalam waktu 10 menit. Secara skematis gambar design mesin pemisah pati dan protein dengan menggunakan system sentrifugasi adalah seperti pada gambar 8.
 Adapun komponen-komponen utamanya terdiri dari 1) tabung pemisah yang dilengkapi dengan saringan, 2) motor penggerak, dan 3) system transmisi (pulley dan belt). Beberapa parameter design yang harus diperhatikan dalam perancangan mesin sentrifugator adalah putaran poros dari tabung pemisah dan ukuran saringan pati. Untuk pemisahan pati dan protein diperlukan putaran poros dari tabung pemisah yang cukup tinggi.
Pengeringan pati
Untuk pengeringan produk pati dapat dilakukan dengan cara tradisional atau dengan menggunakan pengering artifisial. Pengeringan secara alamiah dilakukan dengan menjemur pati di atas para-para dengan menggunakan panas dari sinar matahari. Sedangkan untuk pengeringan secara artificial dengan menggunakan mesin pengering tipe flash (flash dryer). Pengering tipe ini cocok untuk pengeringan bahan berbentuk partikel (pati).
Mesin pengering pati yang dirancang BBPMP adalah mesin pengering tipe flash dryer. Mesin ini terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu bagian pemanas, bagian pengumpan (feeding), tabung pengeringan, siklon penampung dan kipas penghembus. Secara skematis dapat dilihat pada gambar 9.
Dari hopper penampung, pati diumpankan melaui screw conveyor ke dalam flash dryer and akan kering dalam udara panas. Pati kering yang dialirkan secara pneumatic ke dalam silo dan siap untuk disaring dan dikemas. Kadar air setelah pengeringan adalah 12-13%. Secara skematik mekanisme kerja pada flash dryer disajikan pada gambar berikut ini.
Gambar 9. Gambar Skematis Pengering Tipe Flash Dryer
Parameter utama yang digunakan dalam disain pengering tipe flash dryer antara lain : ukuran (diameter) butiran, kadar air awal dan akhir bahan, temperatur udara, konduktivitas panas, kapasitas pengeringan yang diinginkan dan lain-lain. Berdasarkan parameter-parameter tersebut kemudian dihitung laju aliran panas yang dibutuhkan, diameter dan tinggi pengering.

KESIMPULAN
1) Telah dirancang mesin pengolahan jagung menjadi pati jagung (tepubg mayzena) skala kecil sistem basah.
2) Komponen-komponen utama mesin pengolahan jagung adalah bagian pemisah lembaga biji jagung, bagian pemisah pati dan protein (sentrifus) dan bagian pengeringan pati.
3) Bagian pemisah lembaga biji jagung telah selesai dibuat dan diuji dengan kapasitas 50 kg/jam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2001, CornQuality for Industrial Uses, http://ianrpubs.unl.edu/fieldcrops/g1115.htm Anonim, Beall Degerminators, http://www.bealldeg.com/
Anonim, Wet Milling Process, http://www. pionir.com/media/industry select/about-industry select/wet_milling_brochure.pdf.
Djauhari A., Adimesra J., Irlan S., Maize Production in Java Prospects for Improved Farm-Level Production Technology, CPGRT Center, Bogor.
Haryadi, 2004, Ragam Pangan Pokok dan Pengolahannya di Indonesia, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada fakultas Teknologi Pertanian, UGM, Yogyakarta.
Subandi, Inu G., Hermanto, 1998, JAGUNG Teknologi Produksi dan Pascapanen, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Syarif R, dan J Kumendong, 1997, Penanganan Panen dan PascaPanen Jagung Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Jagung Untuk Industri/Ekspor, Seminar Temu Teknis Badan Pengendali Bimas. Departemen Pertanian, Jakarta.









PROPOSAL

PENGEMBANGAN ALSIN PENGOLAHAN TEPUNG MAIZENA CARA BASAH DALAM SKALA KECIL

                  
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


Oleh:
LILIK PURNOMO
20090130040



JURUSAN  TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012