Senin, 21 Januari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM MERANCANG MESIN



LAPORAN PRAKTIKUM MERANCANG MESIN
RANCANG BANGUN MEJA SABLON MINIMALIS
HEMAT BIAYA DAN TEMPAT
 

UMY 2.jpg



Oleh    :
Ardi Lusi Yamri        (20090130037)
Lilik Purnomo           (20090130040)
Eko Pujiyanto            (20090130047)
Farid Jayadi              (20090130048)
M. Yahya                   (20090130056)


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Merancang Mesin kami dengan judul “RANCANG BANGUN MEJA SABLON MINIMALIS HEMAT BIAYA DAN TEMPAT” yang disusun oleh :

Ardi Lusi Yamri        (20090130037)
Lilik Purnomo           (20090130040)
Eko Pujiyanto            (20090130047)
Farid Jayadi              (20090130048)
M. Yahya                   (20090130056)



Laporan Akhir Merancang Mesin ini diajukan umtuk Melengkapi Persyaratan mata kuliah wajib pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.



Yogyakarta, 28 Mei 2012
Menyetujui
Dosen Pembimbing



M. Budi Nur Rahman, S.T





KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
           Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT serta shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
           Laporan Merancang mesin ini disusun sebagai syarat mata kuliah wajib pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama kepada laboran, yaitu bapak Muji yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam mengerjakan MEJA sablon minimalis hemat biaya dan tempat, dan juga kepada dosen pembimbing kami yaitu Bapak Budi Nur Rahman, ST.,MT.
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan oleh karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, oleh karena itu penyusun menerima dengan senang hati saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan Merancang Mesin  ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

                                           
Yogyakarta, 28 Mei 2012


Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Judul Proyek akhir
Dalam penyusunan Proyek Akhir ini penulis mengambil judul: “Rancang Bangun Meja Sablon Minimalis Hemat Biaya Dan Tempat “.

1.2. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dewasa ini, kita dapat merasakan dan melihat adanya suatu perkembangan yang begitu pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut mempengaruhi dan mencakup hampir disemua aspek kehidupan terutama dalam bidang industri, karena dalam bidang industri sangat diperlukan adanya suatu nilai produktivitas dan efisiensi yang tinggi. Oleh sebab itu, pada setiap unit produksi tidak bisa dilakukan dengan mengandalkan pengontrolan menggunakan tenaga manusia saja karena selain dalam keterbatasan dalam kecepatan kerja juga masalah kejenuhan yang bisa mengakibatkan terjadinya kelalaian yang fatal. Untuk menghindari permasalahan tersebut, didalam usaha sablon maka perli diperhatikan beberapa aspek, disini akan dibahas tentang meja sablon.
Meja sablon adalah peralatan utama yang dibutuhkan dalam serangkaian pekerjaan cetak sharing yang biasa disebut proses sablon dalam hal ini sablon kaos khususnya. Sangat banyak bentuk dan jenisnya, mulai dari yang sangat sederhana sampai dengan yang otomatis dan juga untuk masing-masing pengerjaan media bentuknya juga lain-lain. Meja sablon untuk kaos tentu berbeda dengan untuk payung demikian juga untuk pengerjaan media lainnya. Sama-sama digunakan untuk mengerjakan sablon kaos pun bentuknya juga berbeda-beda untuk masing-masing.
Meja sablon kaos mempunyai prinsip yang sama disetiap jenis yang saat ini banyak digunakan oleh para tukang sablon dimana saja, yaitu bisa memposisikan obyek sablon stabil pada tempatnya untuk 1 sd banyak jumlah media yang akan disablon dan kedua bisa menjaga kestabilan posisi screen sesuai dengan setingan yang diinginkan, itu saja. Asal kedua persyaratan utama itu bisa terpenuhi maka sebetulnya meja sablon kaos itu sudah layak digunakan untuk bekerja. Didalam sebuah meja sablon kaos ada 2 bagian penting yang biasanya harus dibuat sebaik mungkin karena menjadi inti dari kestabilan meja sablon, yang kedua bagian utama ini adalah stoper dan papan kaos.
Dengan semakin benyaknya industri modern yang menggunakan sistem meja sablon yang presisi, hal inilah yang menyebabkan rasa tertarik penulis terhadap meja sablon minimalis hemat biaya dan tempat maka di dalam “Tugas Merancang Mesin” ini penulis memilih jalur pembuatan rancang bangun meja sablon minimalis hemat biaya dan tempat.

1.3. Perumusan Masalah
Tuntutan produktifitas dan efisiensi yang tinggi dalam pengeboran mengarah pada pemilihan sistem otomasi yang tepat. Sistem otomasi akan bekerja dengan baik apabila memenuhi kaidah-kaidah:
1. Produktifitas tinggi.
2. Kualitas produk terjaga.
3. Mudah dalam pengoperasian.
4. Hemat biaya dan tempat.

1.4. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup permasalahan dan kalkulasinya, maka dalam penulisan Laporan Proyek Akhir ini perlu adanya batasan - batasan masalah yang akan diuraikan, antara lain:
1. Media atau objek perrnasalahan adalah meja sablon yang hemat biaya, hemat tempat dan menarik.
2. Dalam penyusunan laporan ini pembahasan ditekankan pada Analisis biaya, efektivitas yang tinggi.

1.5. Tujuan Proyek akhir
Tujuan dari “Rancang Bangun Meja Sablon Minimalis Hemat Biaya Dan Tempat “ meliputi:
1. Tujuan Akademis
a.  Melengkapi syarat penyelesaian studi mata kuliah wajib pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
b.  Menerapkan ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan secara terpadu dan terperinci, sehingga berguna bagi perkembangan industri di Indonesia.
2. Tujuan Teknis
a.       Merancang dan membuat Meja Sablon Minimalis Hemat Biaya Dan Tempat serta menguji efisiensi meja sablon.
b.      Melatih dan mengembangkan kreatifitas dalam berfikir serta mengemukakan gagasan secara ilmiah dan praktis sesuai dengan spesialisasinya secara sistematis dan ilmiah.

1.6. Metodologi
Metode yang penulis gunakan dalam penyelesaian laporan ini adalah:
1.    Metode Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung pada meja-meja sablon yang telah ada. Tujuannya untuk mengetahui pokok-pokok permasalahan secara lebih luas dan mendalam, maka dalam pengumpulan data penulis mengadakan tanya jawab dan wawancara kepada dosen dan orang yang ahli serta mengerti tentang sablon.
2. Studi Pustaka
Medote ini dilakukan dengan cara mencari referensi data baik dari buku maupun internet yang berhubungan dengan hal- hal yang berhubungan dengan Praktikum merancang mesin kami.
3. Perancangan
Penulis melakukan kegiatan perencanaan dan perancangan mengenai alat yang akan dibuat, meliputi perencanaan konstruksi, rangka dan meja penyangga, perencanaan tempat pemasangan komponen, perencanaan susunan, dan tata letak dan komponen-komponen yang digunakan serta perancangan meja sablon minimalis hemat biaya dan tempat.


4. Fabrikasi
Pembuatan meja sablon minimalis hemat biaya dan tempat ini dilakukan dalam tahap-tahap sebagai berikut:
a.       Pembuatan design meja.
b.      Menentukan komponen material yang  akan digunakan.
c.       Mencari/ membeli komponen material yang di perlukan.
d.      Perakitan meja sablon yang telah di design.
e.       Perakitan komponen – komponen meja.
Pembuatan meja sablon minimalis hemat biaya dan tempat dilakukan di Lab Fabrikasi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah   Yogyakarta (UMY)
Jl. Lingkar Barat, Tamantirto Kasihan Bantul, Yogyakarta.
5. Bimbingan.
Bimbingan bertujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, arahan, masukan saran, dan kritik dari dosen pembimbing serta untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan selama pembuatan alat dan penulisan Laporan Merancang Mesin.











BAB II
LANDASAN TEORI
PEMBUATAN MEJA SABLON MINIMALIS HEMAT BIAYA

Meja sablon secara umum dapat diartikan sebagai serangkaian alat yang difungsikan secara bersama untuk membantu kita dalam mengerjakan pekerjaan sablon kaos sehingga hasilnya bisa stabil dan tetap pada posisi yang diinginkan dan bisa digunakan untuk mengerjakan beberapa warna sablon kaos sesuai kebutuhan. Peralatan ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah kita dalam bekerja dan mempercepat pekerjaan kita. Selain itu juga berfungsi sebagai alat untuk menyederhanakan proses kerja dan menghasilkan output yang bagus dan presisi.
Meja sablon yang presisi adalah meja yang paling banyak digunakan oleh pelaku usaha sablon saat ini. Namun, dikarenakan meja sablonnya banyak memakan tempat dan biaya, sehingga tidak memungkinkan mahasiswa untuk menggeluti bisnis usaha sablon, sehingga kami berfikir ingin menciptakan suatu peralatan untuk menunjang usaha ini di kalangan mahasiswa.
Meja sablon yang kami rancang ini sangat mudah di gunakan sehingga menurut kami banyak pelaku bisnis sablon yang tertarik dan berminat dengan meja sablon ini, karena selain presisi juga mempunyai area kerja sablon kaos yang sangat luas untuk ukuran alat standart. Dengan area kerja 60X90 cm, meja sablon ini mampu mengerjakan desain dengan screen 50X70 untuk yang ukuran standart dan lebih besar untuk yang ukuran jumbo. Meja sablon kaos ini sangat sederhana, bahkan bisa dengan mudah merakitnya oleh siapapun. Saya sangat merekomendasikan meja sablon ini bagi pengusaha dan mahasiswa serta masyarakat menengah kebawah yang baru didunia sablon kaos manual.

2.1.Rancangan Kegiatan Rancang bangun Meja Sablon Minimalis Hemat Biaya.
a.      Pembuatan design meja.
Membuat design meja sablon yang yang ada di dalam fikiran kita susah-susah gampang. Namun jika dilakukan dengan kebersamaan hal ini menjadi mudah karena pada kelompok saling mengisi kekurangan.
Desin meja sablon dapat dilihat sebagai berikut:








Gambar 2.1 Desain Meja Sablon

b.      Menentukan komponen material yang  akan digunakan.
Bahan-bahan yang digunakan untuk merancang meja sablon minimalis hemat biaya ini dibutuhkan beberapa material, adapun material-material yang kami gunakan adalah sebagai berikut:
1.      Besi berbentuk  L.
2.      Pipa dengan diameter 1inch dan 1,2 inch.
3.      2 bearing
4.      Kayu
5.      Triplek
6.      Baut + mur.
7.      Paku
8.      Mata Gerinda

c.       Mencari/ membeli komponen material yang di perlukan.
Mencari/membeli komponen-komponen material yang di butuhkan untuk merancang meja tidaklah sulit, karena seluruh komponen yang dibutuhkan tersedia di toko bangunan.

d.      Perakitan meja sablon yang telah di desain.
Perakitan meja sablon memerlukan beberapa aspek yaitu:
1.      Memotong besi
Untuk memotong besi dengan ukuran yang diinginkan kami menggunakan gergaji tangan, Langkah yang harus diperhatikan pada pemasangan daun gergaji sebelum melakukan pemotongan besi adalah sudut potong daun gergaji harus menghadap ke depan seperti pada gambar di dibawah ini :
Gambar 2.2 Cara pemasangan daun gergaji
Catatan: Daun gergaji terpasang pada sengkang gergaji harus kuat.

Langkah menggergaji:
·         Beri garis yang akan digergaji
·         Beri tekanan ringan pada awalpenggergajian
Gambar 2.3 Cara pengaluran mula
·         Mulailah dari sisi depandengan posisi gergaji menukik dengan kemiringan sedang (lihat gambar)
Gambar 2.4. posisi awal penggergajian
e.       Tekanan diberikan saat gergajididorong kedepan
f.       Tekanan dikurangi pada saatgergaji ditarik mundur
Gambar 2.5 Posisi mengergergaji

Untuk memudahkan pemotongan berbagai macam bahan yang akandigergaji dapat dipilih daun gergaji dengan jumlah gigi yang sesuai, berikuttabel bahan yang digergaji dan jumlah gigi daun gergaji:
Tabel 2.1 Bahan dan perbandingan jumlah gigi daun gergaji

2.      Memotong Kayu dan Triplek
Memotong triplek sama dengan memotong besi, yang membedakan adalah perkakas yang digunakan. Perkakas yang diguanakan untuk memotong triplek adalah gergaji potong kayu. Langkah-langkah yang digunakan untuk memotong triplek adalah sebagai berikut :
a.       Menandai kayu dan triplek sesuai degan ukuran dimensi design.
b.      Ambil gergaji dan mulai memotong dengan hati-hati agar potongannya presisi dan lurus sesuai dengan  garis yang telah dibuat.
c.       Setelah kayu dan triplek telah dipotong dengan ukuran yang diinginkan maka untuk menngabungkan kedua komponen tersebut kita harus memakunya.
d.      Setelah memaku jadilah suatu alas dan dudukan untuk meja sablon.
e.       Setelah membentuk alas meja sabon di tepi bawahnya di bor lagi untuk memasukkan baut, baut disini berfungsi sebagai stopper(locator) alas kaos agar alas yang dilepas kemudian dipasang lagi tepat dudukannya seperti semula.



3.      Pengelasan.
Untuk  menyambung besi dengan komponen besi yang lain agar membentuk sesuai dengan desingn yang diinginkan, maka kami menyambungnya dengan las. Las banyak macamnya namun yang kami pakai disini adalah pengelasan dengan Las busur listrik. Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.
Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung.
Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.
Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).
Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
1. kawat inti
2. selubung elektroda
3. busur listrik
4. pemindahan logam
5. gas pelindung
6. terak

a.      Kampuh las
Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las.
Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.
b.      Proses penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
Gambar 2.6  Pengelasan
c.       Menyalakan busur listrik
Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :
a.       Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.
b.      Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk.
c.       Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang tadi.
Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.
Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan ditengah-tengah kawah las tetapi agak berputar sedikit.
Gambar 2.7 Proses Pemgelasan
Gambar 2.8 Pengelasan dengan Elektroda

4.      Pembubutan poros(pipa) agar masuk kedalam bearing.
Karena poros ukurannya sama dengan lubang puli maka agar poros masuk kedalam puli (bering) maka dilakukan pembubutan.
Pembubutan adalah pemotongan /pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
 Gambar 2.9 Mesin Bubut
Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara lain:
1. Membubut luar
2. Membubut dalam
3. Membubut tirus
4. Membuat Permukaan
5. Memotong
6. Membuat ulir
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

a.      Cara Membubut
Terdapat cara-cara untuk membubut. Berikut ini merupakan dasar-dasar membubut, yaitu:
1.      Pasang benda kerja pada cekam (chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas waktu mesin di hidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
2.      Periksa kedudukan benda kerja tersebut saat cekam diputar dengan tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak oleng atau simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin.
Gambar 2.10 Pemasangan Pahat Bubut
3.       Pasang atau setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada titik senter dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut dapat menggunakan ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model perahu (American tool post) lihat gambar 2.10 kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

5.      Pengeboran pipa dan besi plat
Untuk melubangi komponen-komponen material kami menggunakan mesin drilling (bor). Mesin drilling (bor) merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu benda.
Cara kerja mesin bor adalah dengan cara memutar mata pisau dengan kecepatan tertentu dan ditekan ke suatu benda kerja. Urutan kerja menggunakan mesin bor adalah sebagai berikut:
a.       Letakkan benda kerja pada tempat yang disediakan.
b.      Buka pelindung as mata bor.
c.       Pasang mata bor sesuai dengan ukuran yang ditetapkan, kencangkan dengan Chuck Key.
d.      Pasang kabel penghubung ke stop kontak dan pastikan kabel kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik.
e.       Hidupkan mesin dengan menekan tombol saklar warna hijau .
f.       Arahkan mata bor ke benda kerja secara perlahan-lahan sambil ditekan.
g.      Untuk mematikan mesin dengan menekan tombol saklar merah.
h.      Sisa material yang keluar berupa tatal panas yang menyebar dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit tangan.

Gambar 2.11 Mesin Bor Duduk
Gambar 2.12 Hasil Pengeboran Plat

6.      Mengecat/ Finishing pada komponen-komponen besi yang telah di cat agar terhindar dari korosi dan memperindah penampilan benda kerja.
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
a. Arus Listrik
Bekerja dengan menggunakan energi listrik kita tidak perlu takut tetapi jangan sembrono. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian :

1.      Harus dijaga agar jangan sampai terjadi korslet (hubungan singkat) arus listrik, hindarkan agar kabel tidak terluka oleh benda tajam atau api, jauhkan penjepit elektroda dari logam lain, sambung-sambungan dan terminal-terminal kabel harus benar-benar kuat.
2.      Bahaya terkena sengatan arus listrik oleh alat las relatif kecil karena tegangan yang dihasilkan cukup rendah (pada alat ini 30-78 volt).

b. Nyala Busur Listrik (pada proses pengelasan)
Busur listrik yang terjadi akan menghasilkan panas yang cukup besar sehingga logam yang dilas akan mencair dengan cepat pada bagian yang terkena busur listrik.
Yang perlu diperhatikan adalah :
1.    Busur listrik akan disertai percikan-percikan api yang dapat melukai kulit.
2.    Busur listrik akan juga mengeluarkan sinar ultraviolet dan infra merah denga intensitas yang cukup tinggi.
Kedua sinar tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan mata dan kulit jika lama-lama terkena langsung. Akibat dari radiasi kedua sinar tersebut adalah mata akan pedih dan akan mengeluarkan air mata, jika lebih lanjut mata akan rusak bahkan akan terjadi iritasi dan kebutaan. Dengan demikian memakai pelindung mata adalah keharusan.
c. Gas atau Asap Pengelasan
Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus ini akan dihasilkan asap atau gas yang cukup banyak. Asap tersebut berfungsi untuk melindungi logam cair terhadap oksidasi oksigen dari udara. Gas atau asap tersebut jika dihirup dalam waktu yang panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat meracuni darah. Oleh sebab itu harus ada pelindung terhadap gas tersebut untuk mengusir gas tersebut dari ruang pengelasan yang tertutup dengan blower.

               e. Perakitan komponen – komponen meja.
Setelah melakukan proses fabrikasi terleselsaikan semua maka harus melakukan perakitan komponen-komponen tadi, adapun tata cara perakitan bangun meja sablon minimalis hemat biaya adalah sebagai berikut :
a.       Memasang catok (komponen besi dan pipa yang telah dilas dan di beri baut) di poros.
b.      Memasang pipa (poros) kebearing.
c.       Setelah bearing dan poros menyatu, maka selanjutnya memasangnya di komponen besi yang telah dilas yang sudah berbentuk meja dengan cara membautnya.
d.      Selanjutnya triplek yang telah menjadi kotak persegi panjang diletakkan di komponen besi yang telah menjadi meja.














BAB III
PERHITUNGAN DAN ANALISIS

3.1.Menghitung Besi yang Diperlukan
3.2.Menghitung Gaya Yang diterima Bearing
3.3.Menghitung Beban yang diterima oleh per
3.4.Kalkulasi Biaya Meja Sablon

Tidak ada komentar: