LAPORAN
PRAKTIKUM MERANCANG MESIN
RANCANG
BANGUN MEJA SABLON MINIMALIS
HEMAT
BIAYA DAN TEMPAT
Oleh :
Ardi
Lusi Yamri (20090130037)
Lilik
Purnomo (20090130040)
Eko
Pujiyanto (20090130047)
Farid
Jayadi (20090130048)
M. Yahya (20090130056)
M. Yahya (20090130056)
JURUSAN
TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Merancang Mesin kami dengan judul “RANCANG
BANGUN MEJA SABLON MINIMALIS HEMAT BIAYA DAN TEMPAT” yang disusun oleh :
Ardi
Lusi Yamri (20090130037)
Lilik
Purnomo (20090130040)
Eko
Pujiyanto (20090130047)
Farid
Jayadi (20090130048)
M. Yahya (20090130056)
M. Yahya (20090130056)
Laporan Akhir Merancang Mesin ini diajukan umtuk Melengkapi
Persyaratan mata kuliah wajib pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta,
28 Mei 2012
Menyetujui
Dosen
Pembimbing
M.
Budi Nur Rahman, S.T
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur senantiasa
kita panjatkan kehadirat Allah SWT serta shalawat dan salam kita sampaikan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Laporan Merancang mesin ini disusun
sebagai syarat mata kuliah wajib pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama
kepada laboran, yaitu bapak Muji yang telah membimbing dan memberikan
pengarahan dalam mengerjakan MEJA sablon minimalis hemat biaya dan tempat, dan
juga kepada dosen pembimbing kami yaitu Bapak Budi Nur Rahman, ST.,MT.
Dalam penyusunan laporan ini kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan oleh karena keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan, oleh karena itu penyusun menerima dengan senang hati saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan Merancang Mesin ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 28 Mei 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul Proyek akhir
Dalam penyusunan
Proyek Akhir ini penulis mengambil judul: “Rancang Bangun Meja Sablon Minimalis Hemat
Biaya Dan Tempat “.
1.2. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dewasa ini, kita dapat merasakan dan melihat
adanya suatu perkembangan yang begitu pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perkembangan tersebut mempengaruhi dan mencakup hampir disemua aspek
kehidupan terutama dalam bidang industri, karena dalam bidang industri sangat
diperlukan adanya suatu nilai produktivitas dan efisiensi yang tinggi. Oleh
sebab itu, pada setiap unit produksi tidak bisa dilakukan dengan mengandalkan
pengontrolan menggunakan tenaga manusia saja karena selain dalam keterbatasan
dalam kecepatan kerja juga masalah kejenuhan yang bisa mengakibatkan terjadinya
kelalaian yang fatal. Untuk menghindari permasalahan tersebut, didalam usaha
sablon maka perli diperhatikan beberapa aspek, disini akan dibahas tentang meja
sablon.
Meja sablon adalah peralatan utama yang dibutuhkan dalam serangkaian
pekerjaan cetak sharing yang biasa disebut proses sablon dalam hal ini sablon
kaos khususnya. Sangat banyak bentuk dan jenisnya, mulai dari yang sangat
sederhana sampai dengan yang otomatis dan juga untuk masing-masing pengerjaan
media bentuknya juga lain-lain. Meja sablon untuk kaos tentu berbeda dengan
untuk payung demikian juga untuk pengerjaan media lainnya. Sama-sama digunakan
untuk mengerjakan sablon kaos pun bentuknya juga berbeda-beda untuk
masing-masing.
Meja sablon kaos mempunyai prinsip yang sama disetiap jenis yang
saat ini banyak digunakan oleh para tukang sablon dimana saja, yaitu bisa
memposisikan obyek sablon stabil pada tempatnya untuk 1 sd banyak jumlah media
yang akan disablon dan kedua bisa menjaga kestabilan posisi screen sesuai
dengan setingan yang diinginkan, itu saja. Asal kedua persyaratan utama itu
bisa terpenuhi maka sebetulnya meja sablon kaos itu sudah layak digunakan untuk
bekerja. Didalam sebuah meja sablon kaos ada 2 bagian penting yang biasanya
harus dibuat sebaik mungkin karena menjadi inti dari kestabilan meja sablon,
yang kedua bagian utama ini adalah stoper dan papan kaos.
Dengan semakin benyaknya industri modern yang menggunakan sistem meja
sablon yang presisi, hal inilah yang menyebabkan rasa tertarik penulis terhadap
meja sablon minimalis hemat biaya dan tempat maka di dalam “Tugas Merancang
Mesin” ini penulis memilih jalur pembuatan rancang bangun meja sablon minimalis
hemat biaya dan tempat.
1.3. Perumusan Masalah
Tuntutan produktifitas dan efisiensi yang tinggi dalam pengeboran mengarah
pada pemilihan sistem otomasi yang tepat. Sistem otomasi akan bekerja dengan
baik apabila memenuhi kaidah-kaidah:
1. Produktifitas tinggi.
2. Kualitas produk terjaga.
3. Mudah dalam pengoperasian.
4. Hemat biaya dan tempat.
1.4. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup permasalahan dan kalkulasinya, maka
dalam penulisan Laporan Proyek Akhir ini perlu adanya batasan - batasan masalah
yang akan diuraikan, antara lain:
1. Media atau objek perrnasalahan adalah
meja sablon yang hemat biaya, hemat tempat dan menarik.
2. Dalam penyusunan laporan ini pembahasan
ditekankan pada Analisis biaya, efektivitas yang tinggi.
1.5. Tujuan
Proyek akhir
Tujuan dari “Rancang Bangun Meja Sablon
Minimalis Hemat Biaya Dan Tempat “ meliputi:
1. Tujuan Akademis
a. Melengkapi syarat penyelesaian studi
mata kuliah wajib pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
b. Menerapkan ilmu yang didapat dari bangku
perkuliahan secara terpadu dan terperinci, sehingga berguna bagi perkembangan
industri di Indonesia.
2. Tujuan Teknis
a. Merancang dan membuat Meja Sablon Minimalis Hemat Biaya Dan Tempat
serta menguji efisiensi meja sablon.
b. Melatih dan mengembangkan kreatifitas
dalam berfikir serta mengemukakan gagasan secara ilmiah dan praktis sesuai
dengan spesialisasinya secara sistematis dan ilmiah.
1.6. Metodologi
Metode yang penulis gunakan dalam
penyelesaian laporan ini adalah:
1. Metode Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara
langsung pada meja-meja sablon yang telah ada. Tujuannya untuk mengetahui
pokok-pokok permasalahan secara lebih luas dan mendalam, maka dalam pengumpulan
data penulis mengadakan tanya jawab dan wawancara kepada dosen dan orang yang
ahli serta mengerti tentang sablon.
2. Studi Pustaka
Medote ini dilakukan dengan cara mencari
referensi data baik dari buku maupun internet yang berhubungan dengan hal- hal
yang berhubungan dengan Praktikum merancang mesin kami.
3. Perancangan
Penulis melakukan kegiatan perencanaan
dan perancangan mengenai alat yang akan dibuat, meliputi perencanaan
konstruksi, rangka dan meja penyangga, perencanaan tempat pemasangan komponen,
perencanaan susunan, dan tata letak dan komponen-komponen yang digunakan serta
perancangan meja sablon minimalis hemat biaya dan tempat.
4. Fabrikasi
Pembuatan
meja sablon minimalis hemat biaya dan tempat ini dilakukan dalam tahap-tahap
sebagai berikut:
a. Pembuatan design meja.
b. Menentukan komponen material yang akan digunakan.
c. Mencari/ membeli komponen material yang
di perlukan.
d. Perakitan meja sablon yang telah di
design.
e. Perakitan komponen – komponen meja.
Pembuatan
meja sablon minimalis hemat biaya dan tempat dilakukan di Lab Fabrikasi Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY)
Jl.
Lingkar Barat, Tamantirto Kasihan Bantul, Yogyakarta.
5. Bimbingan.
Bimbingan
bertujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, arahan, masukan saran, dan
kritik dari dosen pembimbing serta untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan selama
pembuatan alat dan penulisan Laporan Merancang Mesin.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
PEMBUATAN
MEJA SABLON MINIMALIS HEMAT BIAYA
Meja
sablon secara umum dapat diartikan sebagai serangkaian alat yang difungsikan
secara bersama untuk membantu kita dalam mengerjakan pekerjaan sablon kaos
sehingga hasilnya bisa stabil dan tetap pada posisi yang diinginkan dan bisa
digunakan untuk mengerjakan beberapa warna sablon kaos sesuai kebutuhan.
Peralatan ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah kita dalam bekerja dan
mempercepat pekerjaan kita. Selain itu juga berfungsi sebagai alat untuk
menyederhanakan proses kerja dan menghasilkan output yang bagus dan presisi.
Meja
sablon yang presisi adalah meja yang paling banyak digunakan oleh pelaku usaha
sablon saat ini. Namun, dikarenakan meja sablonnya banyak memakan tempat dan
biaya, sehingga tidak memungkinkan mahasiswa untuk menggeluti bisnis usaha
sablon, sehingga kami berfikir ingin menciptakan suatu peralatan untuk
menunjang usaha ini di kalangan mahasiswa.
Meja
sablon yang kami rancang ini sangat mudah di gunakan sehingga menurut kami
banyak pelaku bisnis sablon yang tertarik dan berminat dengan meja sablon ini,
karena selain presisi juga mempunyai area kerja sablon kaos yang sangat luas
untuk ukuran alat standart. Dengan area kerja 60X90 cm, meja sablon ini mampu
mengerjakan desain dengan screen 50X70 untuk yang ukuran standart dan lebih
besar untuk yang ukuran jumbo. Meja sablon kaos ini sangat sederhana, bahkan
bisa dengan mudah merakitnya oleh siapapun. Saya sangat merekomendasikan meja
sablon ini bagi pengusaha dan mahasiswa serta masyarakat menengah kebawah yang
baru didunia sablon kaos manual.
2.1.Rancangan Kegiatan Rancang
bangun Meja Sablon Minimalis Hemat Biaya.
a.
Pembuatan design meja.
Membuat design meja sablon yang yang ada
di dalam fikiran kita susah-susah gampang. Namun jika dilakukan dengan
kebersamaan hal ini menjadi mudah karena pada kelompok saling mengisi
kekurangan.
Desin meja sablon dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambar
2.1 Desain Meja Sablon
b.
Menentukan komponen material yang akan digunakan.
Bahan-bahan yang
digunakan untuk merancang meja sablon minimalis hemat biaya ini dibutuhkan
beberapa material, adapun material-material yang kami gunakan adalah sebagai
berikut:
1. Besi berbentuk L.
2. Pipa dengan diameter 1inch dan 1,2 inch.
3. 2 bearing
4. Kayu
5. Triplek
6. Baut + mur.
7. Paku
8. Mata Gerinda
c.
Mencari/ membeli komponen material yang di perlukan.
Mencari/membeli
komponen-komponen material yang di butuhkan untuk merancang meja tidaklah
sulit, karena seluruh komponen yang dibutuhkan tersedia di toko bangunan.
d.
Perakitan meja sablon yang telah di desain.
Perakitan meja sablon memerlukan
beberapa aspek yaitu:
1. Memotong besi
Untuk memotong besi
dengan ukuran yang diinginkan kami menggunakan gergaji tangan, Langkah yang
harus diperhatikan pada pemasangan daun gergaji sebelum melakukan pemotongan besi
adalah sudut potong daun gergaji harus menghadap ke depan seperti pada gambar
di dibawah ini :
Gambar
2.2 Cara pemasangan daun gergaji
Catatan: Daun gergaji terpasang pada
sengkang gergaji harus kuat.
Langkah menggergaji:
·
Beri
garis yang akan digergaji
·
Beri
tekanan ringan pada awalpenggergajian
Gambar
2.3 Cara pengaluran mula
·
Mulailah
dari sisi depandengan posisi gergaji menukik dengan kemiringan sedang (lihat
gambar)
Gambar
2.4. posisi awal penggergajian
e. Tekanan diberikan saat gergajididorong
kedepan
f. Tekanan dikurangi pada saatgergaji
ditarik mundur
Gambar
2.5 Posisi mengergergaji
Untuk memudahkan pemotongan berbagai
macam bahan yang akandigergaji dapat dipilih daun gergaji dengan jumlah gigi
yang sesuai, berikuttabel bahan yang digergaji dan jumlah gigi daun gergaji:
Tabel 2.1 Bahan dan
perbandingan jumlah gigi daun gergaji
2. Memotong Kayu dan Triplek
Memotong triplek
sama dengan memotong besi, yang membedakan adalah perkakas yang digunakan.
Perkakas yang diguanakan untuk memotong triplek adalah gergaji potong kayu.
Langkah-langkah yang digunakan untuk memotong triplek adalah sebagai berikut :
a. Menandai kayu dan triplek sesuai degan
ukuran dimensi design.
b. Ambil gergaji dan mulai memotong dengan
hati-hati agar potongannya presisi dan lurus sesuai dengan garis yang telah dibuat.
c. Setelah kayu dan triplek telah dipotong
dengan ukuran yang diinginkan maka untuk menngabungkan kedua komponen tersebut
kita harus memakunya.
d. Setelah memaku jadilah suatu alas dan
dudukan untuk meja sablon.
e. Setelah membentuk alas meja sabon di
tepi bawahnya di bor lagi untuk memasukkan baut, baut disini berfungsi sebagai
stopper(locator) alas kaos agar alas yang dilepas kemudian dipasang lagi tepat
dudukannya seperti semula.
3. Pengelasan.
Untuk menyambung besi dengan komponen besi yang lain
agar membentuk sesuai dengan desingn yang diinginkan, maka kami menyambungnya
dengan las. Las banyak macamnya namun yang kami pakai disini adalah pengelasan
dengan Las busur listrik. Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam
dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam
yang akan disambung.
Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga
elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi
dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi
akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan
dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam
pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga
terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda
kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar
timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan
suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada
tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain
untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung.
Mutu
pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada
kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida
yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling
banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.
Pada
pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan
mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).
Dari
kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui
proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda)
dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan
pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion
positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus
searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda
didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada
jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
1. kawat inti
2. selubung
elektroda
3. busur listrik
4. pemindahan
logam
5. gas pelindung
6. terak
a. Kampuh
las
Dengan penyentuhan singkat elektroda
logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat
didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya tinggi
mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja menembus
celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan
dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan
segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.
Didalam rentetan yang cepat partikel
elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong
las.
Proses
pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat
akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.
b. Proses
penyulutan
Setelah
arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan
sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).
Gambar
2.6 Pengelasan
c. Menyalakan
busur listrik
Penyalaan
busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda
dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang
pendek.
Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan :
a. Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga
jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari
penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.
b. Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala
busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk.
c. Kalau logam induk telah sebagian
mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang tadi.
Cara
pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas.
Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari
logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian
elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.
Pemadaman busur
sebaiknya tidak dilakukan ditengah-tengah kawah las tetapi agak berputar
sedikit.
Gambar
2.7 Proses Pemgelasan
Gambar
2.8 Pengelasan dengan Elektroda
4. Pembubutan poros(pipa) agar masuk
kedalam bearing.
Karena poros ukurannya sama dengan lubang puli maka agar
poros masuk kedalam puli (bering) maka dilakukan pembubutan.
Pembubutan
adalah pemotongan /pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara
memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan
putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari
pahat disebut gerak umpan.
Gambar 2.9 Mesin Bubut
Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut
antara lain:
1. Membubut luar
2. Membubut dalam
3. Membubut tirus
4. Membuat Permukaan
5. Memotong
6. Membuat ulir
Dengan mengatur perbandingan kecepatan
rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai
macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros
ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara
khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing
roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah
gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan
karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
a.
Cara Membubut
Terdapat cara-cara untuk membubut.
Berikut ini merupakan dasar-dasar membubut, yaitu:
1. Pasang benda kerja pada cekam (chuck)
cukup kuat, artinya tidak lepas waktu mesin di hidupkan dan sedang melakukan
penyayatan.
2. Periksa kedudukan benda kerja tersebut
saat cekam diputar dengan tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran
benda kerja tidak oleng atau simetris dan periksa apakah ada bagian yang
tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin.
Gambar 2.10 Pemasangan Pahat Bubut
3. Pasang atau setel kedudukan pahat bubut agar
posisi ujung potong pahat tepat pada titik senter dari kepala lepas. Untuk
mengatur posisi tersebut dapat menggunakan ganjal plat tipis atau dengan
menggunakan tempat pahat model perahu (American tool post) lihat gambar 2.10
kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
5. Pengeboran pipa dan besi plat
Untuk melubangi
komponen-komponen material kami menggunakan mesin drilling (bor). Mesin
drilling (bor) merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk
melubangi suatu benda.
Cara
kerja mesin bor adalah dengan cara memutar mata pisau dengan kecepatan tertentu
dan ditekan ke suatu benda kerja. Urutan kerja menggunakan mesin bor adalah
sebagai berikut:
a. Letakkan benda kerja pada tempat yang
disediakan.
b. Buka pelindung as mata bor.
c. Pasang mata bor sesuai dengan ukuran
yang ditetapkan, kencangkan dengan Chuck Key.
d. Pasang kabel penghubung ke stop kontak
dan pastikan kabel kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik.
e. Hidupkan mesin dengan menekan tombol
saklar warna hijau .
f. Arahkan mata bor ke benda kerja secara
perlahan-lahan sambil ditekan.
g. Untuk mematikan mesin dengan menekan
tombol saklar merah.
h. Sisa material yang keluar berupa tatal
panas yang menyebar dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit tangan.
Gambar 2.11 Mesin Bor Duduk
Gambar
2.12 Hasil Pengeboran Plat
6. Mengecat/ Finishing pada
komponen-komponen besi yang telah di cat agar terhindar dari korosi dan
memperindah penampilan benda kerja.
Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja
a.
Arus Listrik
Bekerja
dengan menggunakan energi listrik kita tidak perlu takut tetapi jangan
sembrono. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian :
1. Harus dijaga agar jangan sampai terjadi
korslet (hubungan singkat) arus listrik, hindarkan agar kabel tidak terluka
oleh benda tajam atau api, jauhkan penjepit elektroda dari logam lain,
sambung-sambungan dan terminal-terminal kabel harus benar-benar kuat.
2. Bahaya terkena sengatan arus listrik
oleh alat las relatif kecil karena tegangan yang dihasilkan cukup rendah (pada
alat ini 30-78 volt).
b.
Nyala Busur Listrik (pada proses pengelasan)
Busur
listrik yang terjadi akan menghasilkan panas yang cukup besar sehingga logam
yang dilas akan mencair dengan cepat pada bagian yang terkena busur listrik.
Yang
perlu diperhatikan adalah :
1. Busur listrik akan disertai
percikan-percikan api yang dapat melukai kulit.
2. Busur listrik akan juga mengeluarkan
sinar ultraviolet dan infra merah denga intensitas yang cukup tinggi.
Kedua
sinar tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan mata dan kulit jika lama-lama
terkena langsung. Akibat dari radiasi kedua sinar tersebut adalah mata akan
pedih dan akan mengeluarkan air mata, jika lebih lanjut mata akan rusak bahkan
akan terjadi iritasi dan kebutaan. Dengan demikian memakai pelindung mata
adalah keharusan.
c.
Gas atau Asap Pengelasan
Pada
pengelasan dengan elektroda terbungkus ini akan dihasilkan asap atau gas yang
cukup banyak. Asap tersebut berfungsi untuk melindungi logam cair terhadap
oksidasi oksigen dari udara. Gas atau asap tersebut jika dihirup dalam waktu
yang panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat meracuni darah. Oleh sebab itu
harus ada pelindung terhadap gas tersebut untuk mengusir gas tersebut dari
ruang pengelasan yang tertutup dengan blower.
e. Perakitan komponen – komponen
meja.
Setelah melakukan proses fabrikasi
terleselsaikan semua maka harus melakukan perakitan komponen-komponen tadi,
adapun tata cara perakitan bangun meja sablon minimalis hemat biaya adalah
sebagai berikut :
a. Memasang catok (komponen besi dan pipa
yang telah dilas dan di beri baut) di poros.
b. Memasang pipa (poros) kebearing.
c. Setelah bearing dan poros menyatu, maka
selanjutnya memasangnya di komponen besi yang telah dilas yang sudah berbentuk
meja dengan cara membautnya.
d. Selanjutnya triplek yang telah menjadi
kotak persegi panjang diletakkan di komponen besi yang telah menjadi meja.
BAB III
PERHITUNGAN DAN ANALISIS
3.1.Menghitung
Besi yang Diperlukan
3.2.Menghitung
Gaya Yang diterima Bearing
3.3.Menghitung
Beban yang diterima oleh per
3.4.Kalkulasi
Biaya Meja Sablon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar